Antarajawabarat.com,18/10 - Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu pada Kamis (17/10) tanpa letusan namun gempa tremor masih menerus di Kawah Ratu yang menjadi kawah utama gunung api di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang itu.
"Hingga Kamis siang ini tidak ada letusan di Kawah Ratu, namun tremornya masih menerus. Status masih tetap waspada atau level II," kata Johan, petugas Posko PGA Gunung Tangkuban Parahu di Lembang Kabupaten Bandung Barat, Kamis.
Menurut Johan, dengan status waspada rekomendasi tetap seperti hari-hari sebelumnya dan masih terus dipantau intensif baik kegempaan maupun pengamatan visualnya.
"Perkembangan aktivitasnya masih fluktuatif, kondisi di puncak berawan, namun sejauh ini masih belum ada aktivitas di sekitar kawah utama," kata Johan.
Pemantauan yang dilakukan PGA tersebut juga mendapat perhatian intensif dati petugas BPDD, Satkorlak serta Polres Subang yang menempatkan personil dari Polsek Sagalaherang.
Sudah lebih sepekan status gunung api itu berstatus level II dan tertutup untuk aktivitas wisata di kawasan itu. Johan menyebutkan tremor masih menerus.
"Kondisinya masih sama seperti hari-hari sebelumnya, namun bedanya hari ini tak ada letusan," kata Johan.
Sementara itu sekitar 30-an warga Cikole Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung menggelar ritual di sekitar gunung tersebut yang dipimpin oleh pemuka adat warga di kawasan itu.
Acara ruwatan tersebut diisi dengan doa dan permohonan keselamatan dan agar aktivitas gunung api itu kembali normal.
Kegiatan ruwatan berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga tengah hari yang melibatkan warga setempat. Mereka menggelar ritual yang biasa mereka lakukan pada setiap adanya peningkatan aktivitas gunung itu.
"Ya memang puluhan warga di sini menggelar prosesi doa dan ruwatan, kami fasilitasi karena hal itu biasa mereka lakukan dan tujuannya positif untuk keselamatan," kata Direktur PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) sebagai pengelola TWA Tangkuban Parahu, Putra Kaban.
Sementara itu penutupan sementara obyek wisata itu dari kunjungan wisata dimanfaatkan oleh pengelola obyek wisata alam itu untuk menggelar pelatihan dan peningkatan kemampuan SDM.
Pelatihan dilakukan di Terminal Gunung Tangkuban Parahu di bawah arahan instruktur dari kepolisian, BPBD serta elemen lainnya.
"Kondisi ini kami manfaatkan untuk meningkatkan SDM, selain pada pelayan mereka juga dilatih SAR dan kedaruratan bencana alam gunung api," kata Putra Kaban menambahkan.
Sementara itu dampak penutupan obyek wisata Gunung Tangkuban Parahu, juga mengakibatkan sekitar seribuan pedagang yang biasa berjualan di lokasi itu harus kehilangan mata pencahariannya.
Sebagian dari para pedagang asongan menyiasatinya dengan tetap berjualan di pintu gerbang obyek wisata alam itu memanfaatkan kehadiran calon pengunjung yang terpaksa harus balik lagi karena penutupan obyek wisata itu.
"Sekitar 95 persen aktivitas perdagangan di sini di sektar kawah utama, sehingga praktis tidak bisa berjualan. Kami menutup kawasan itu," katanya menambahkan.***4***
(S033)
Syarif A
LETUSAN NIHIL TREMOR MENERUS DI TANGKUBAN PARAHU
Jumat, 18 Oktober 2013 8:45 WIB