Sinyal tersebut disampaikan dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
"The Fed mensinyalkan paling tidak akan ada 1 kenaikan 25 bps dan kemungkinan 2 kali, walau masih akan terus memantau perkembangan ekonomi. The Fed juga masih melihat inflasi yang bertahan di atas target sebagai alasan pengetatan," ujar Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong, di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, posisi inflasi inti disebut masih di angka 5,3 persen, masih jauh dari target 2 persen dan juga lebih tinggi dari inflasi utama yang sebesar 4 persen.
"The Fed melihat bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I/2023 sebesar 2 persen masih cukup tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah 3,7 persen, masih akan terus memberikan tekanan pada harga," ujar dia.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 0,31 persen atau 46 poin menjadi Rp15.063 per dolar AS, dari sebelumnya Rp15.017 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah diperkirakan melemah karena sinyal The Fed menaikkan suku bunga