Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat Noneng Komara Nengsih mengatakan acara Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2023, yang diselenggarakan di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung pada 7-9 Juli menjadi momentum untuk membangkitkan pelaku kriya di wilayah setempat pasca COVID-19.
"Ada sekitar 103 pelaku usaha kriya atau kerajinan yang akan ikut berpameran, mereka ini perwakilan dari 27 kabupaten/kota yang sudah dikurasi sebelumnya,” kata Noneng Komara Nengsih, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu.
Baca juga: Pemkab Garut dan STAN latih perajin tas untuk tembus pasar ekspor
Noneng yang juga Ketua Harian Dekranasda Jawa Barat ini mengatakan PKJB tahun ini akan berbeda dengan gelaran sebelumnya yang digelar saat COVID-19.
Untuk tahun ini, acara PKJB akan bersifat terbuka untuk umum dan menghadirkan para pelaku kriya dari 27 kabupaten/kota.
Menurut Noneng, PKJB 2023 diharapkan menjadi momentum kebangkitan usaha para pelaku kriya, mengingat selama COVID-19 sektor kreatif ini paling terdampak secara bisnis.
"Dibandingkan dengan pelaku usaha kreatif lain seperti makanan/kuliner dan fashion, perajin kriya sangat terganggu," katanya.
Selain itu, Noneng juga berharap PKJB 2023 yang digelar berkolaborasi dengan event Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) Bank Indonesia bisa menjadi momentum mengembalikan semangat dan gairah para pelaku kriya.
"Untuk tahun ini pertama kali acaranya gebyar lagi, sebelumnya di hotel jadi pengunjung sangat terbatas,” katanya.
Misi Dekranasda Jawa Barat sendiri dalam acara ini agar para perajin lokal ini bisa menunjukkan kualitas karya berstandar internasional, mengingat momentum PKJB menurutnya akan mempertemukan pelaku usaha dan buyer secara langsung.
"Kami berharap mereka bertemu pembeli baik lokal maupun internasional, ini akan menjadi ajang yang kompetitif yang ujungnya bisa meningkatkan omzet atau produksi para pelaku,” kata Noneng.