Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Sebanyak 1.440 anak usia bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terindikasi mengalami kelebihan berat badan atau obesitas berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat hingga pertengahan tahun 2023.
"Obesitas menjadi salah satu persoalan gizi pada balita yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi selain stunting dan gizi buruk," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supriadinata di Cikarang, Sabtu.
Dia mengatakan, pemicu obesitas pada balita disebabkan beberapa faktor mulai dari pola makan yang tidak sesuai dengan anjuran kesehatan, yakni tidak sehat, porsi berlebih, hingga faktor genetik.
Peran aktif orang tua dibutuhkan untuk mencegah obesitas mengingat pemicu persoalan gizi ini berawal dari konsumsi makanan tidak sehat, berlebihan, serta konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori, namun rendah nutrisi tanpa diikuti aktivitas fisik yang cukup.
"Kemudian persoalan di wilayah-wilayah urban seperti di Kabupaten Bekasi itu banyak orang tua yang bekerja. Bapak dan ibunya pergi pagi dan pulang malam, sementara bayinya diasuh orang lain. Bisa jadi, agar diam si bayi dikasih makanan minuman manis secara terus-menerus hingga memicu obesitas," katanya.
Supriadinata menyatakan, obesitas pada balita juga bisa disebabkan faktor internal, yakni keturunan atau kelainan genetik meski kecenderungan faktor ini relatif lebih kecil dibandingkan pengaruh lingkungan luar, yakni pola makan tidak sehat dan berlebihan.
Dari 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi tercatat hanya dua kecamatan yang saat ini terbebas dari masalah obesitas pada balita yakni Kecamatan Pebayuran dan Cabangbungin.
Sementara dua wilayah tertinggi angka obesitas pada balita berdasarkan cakupan masing-masing puskesmas yakni wilayah Kelurahan Wanasari di Kecamatan Cibitung dengan 195 kasus dan Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara dengan 106 kasus.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 1.440 balita di Kabupaten Bekasi terindikasi obesitas