Jakarta (ANTARA) -
IHSG ditutup melemah 12,49 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.686,06. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,13 poin atau 0,22 persen ke posisi 950,0.
"IHSG hari ini turun 0,19 persen, bisa dibilang cenderung sideways. Belum ada sentimen dominan yang mentrigger penurunan pasar. Gerak pasar hari ini diperkirakan lebih didorong oleh market adjustment, dan faktor teknikal dari beberapa big caps yang menjadi top leaders dan top laggards hari ini," ujar Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro, di Jakarta, Senin.
Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden Fed Richmond Thomas Barkin menyampaikan bahwa inflasi belum mereda dan masih jauh dari harapan ke 2 persen, dan juga mengungkapkan bahwa jelang akhir tahun ini dan juga pemulihan ekonomi China pasca COVID-19 yang tumbuh melambat.
Sebelumnya, berbagai bank besar turut memberikan prediksi pertumbuhan ekonomi China 2023. UBS, Standard Chartered, Bank of America (BoA), dan JPMorgan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China sekitar 5,2 persen sampai 5,7 persen pada tahun ini, atau prediksi ini turun proyeksi sebelumnya 5,7 hingga 6,3 persen.
Pasar menilai keputusan Bank of Japan sebagai upaya pemulihan ekonomi Jepang yang sedang berlangsung diimbangi oleh perlambatan pertumbuhan global.
Dari dalam negeri, IHSG bergerak melemah, yang tampaknya pelaku pasar cenderung menyoroti kondisi pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia yaitu China yang berpotensi berimbas pada ekonomi Indonesia.
Hal tersebut seiring dengan prospek ekonomi China yang cenderung melambat, dan akan berdampak dengan ekonomi Indonesia.
Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.