Jakarta (ANTARA) - Komaruddin Rachmat, lansia penyintas stroke itu sedang bersiap menuntaskan ambisinya berjalan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung sejauh 400 km lebih.
Ambisi itu semata-mata untuk menginspirasi, bahwa mereka yang senasib, sebenarnya bisa kembali beraktivitas normal selama ditunjang semangat juang tinggi.
September 2012 menjadi kenangan pahit yang tak akan dilupakan Komaruddin. Kerusakan otak akibat gangguan suplai darah membuat separuh tubuhnya lumpuh.
Semangat Komaruddin pun kian meredup. Apalagi sejak dua tahun sebelumnya ia sudah purnatugas sebagai pegawai di salah satu BUMD di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Selama enam bulan menjalani perawatan di RS Harum, Kalimalang, Jakarta Timur, dia dihadapkan pada dua pilihan yang harus diputuskan, menyerah di kursi roda, atau berjuang sekuat tenaga untuk terus bergerak, hingga kembali normal.
Komaruddin memilih yang kedua. Setelah dinyatakan pulih dari stroke, ia pun rutin berjalan kaki sejauh 12 KM dari Stasiun Cikarang menuju ke kantor tempat dulu ia bekerja.
"Stroke harus dilawan, jangan memilih berakhir di kursi roda," katanya kepada ANTARA.
Hasil studi Jurnal Stroke pada 2013 melaporkan bahwa berjalan kaki secara rutin dapat meningkatkan kesehatan pasien stroke dari sisi fisik, pergerakan tubuh, maupun kualitas hidup.