Oleh karena itu, buku Kristen Muhammadiyah sempat menjadi topik utama atau trending topic di berbagai media sosial TikTok dan Twitter.
Berbagai kecaman, hujatan, hingga hinaan pun dilayangkan kepada Fajar Riza Ul Haq. Ada warga internet yang menghakimi buku tersebut mengajarkan aliran baru yang menyimpang.
Bahkan tidak sedikit warga internet menuding bahwa buku tersebut merupakan sinkretisme atau pencampuran elemen-elemen maupun kepercayaan-kepercayaan yang saling bertentangan yang dikarang oleh kelompok sekte sesat.
Ada lagi warga internet, khususnya yang bersumbu pendek--saat buku tersebut kembali dicetak ulang dan diedarkan ke pasaran-- langsung memberi komentar miring terhadap buku tersebut.
Bisa jadi yang menghujat itu hanya membaca judul. Tanpa baca isinya, orang akan mudah menafsirkan berbeda, jauh dari isi tulisan dan pesan toleransi yang ingin disampaikan oleh penulisnya.
Mengingat penting dan relevannya buku yang mengulas data dan fakta tentang toleransi antarumat beragama tersebut, Kemendikbud Ristek RI sebelumnya menggelar bedah buku Krismuha.
Bisa diterima
Dalam buku itu tidak ditemukan adanya ajaran agama yang menyimpang maupun sinkretisme. Penulis lebih banyak menceritakan kondisi dunia pendidikan di daerah-daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3-T) seperti beberapa daerah di Indonesia timur.
Fajar Riza Ul Haq menceritakan pengalaman datang langsung ke beberapa daerah 3-T untuk melihat kondisi dunia pendidikan.
Spektrum - Pesan toleransi di balik buku "Kristen Muhammadiyah"
Oleh Aditia Aulia Rohman Minggu, 18 Juni 2023 10:20 WIB