Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut karena dolar AS menguat di tengah kehati-hatian menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 7,50 dolar AS atau 0,38 persen menjadi ditutup pada 1.969,70 dolar per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.981,40 dolar AS dan terendah di 1.963,10 dolar AS.
Emas berjangka melemah 1,40 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.977,20 dolar AS pada Jumat (9/6/2023), setelah melonjak 20,20 dolar AS atau 1,03 persen menjadi 1.978,60 dolar AS pada Kamis (8/6/2023), dan jatuh 23,10 dolar AS atau 1,17 persen menjadi 1.958,40 dolar AS pada Rabu (6/7/2023).
Dolar AS menguat pada perdagangan Senin (12/6/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,09 persen menjadi 103,6455 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT).
Emas bertahan pada kisaran perdagangan ketat yang terlihat selama tiga minggu terakhir karena pasar berubah hati-hati menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve.
Logam kuning melihat beberapa dukungan minggu lalu karena beberapa data tenaga kerja yang lemah mendorong ekspektasi bahwa Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu (14/6/2023).
Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat dan keputusan Federal Reserve tentang suku bunga ketika pertemuan kebijakan moneter Juni berakhir pada Rabu (14/6/2023).