Jakarta (ANTARA) - Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto menyampaikan volatilitas ekonomi di Amerika Serikat (AS) masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada semester II-2023.
“Second half, saya rasa memang masih cukup besar. Karena, yang pertama setelah ada kesepakatan debt ceiling (plafon utang) AS, itu sebenarnya tidak menyelesaikan semua masalah,” ujar Rully dalam Media Day: June 2023 di Jakarta, Kamis.
Dengan pembahasan plafon utang yang berlarut-larut pada beberapa waktu yang lalu, Ia mengungkapkan bahwa permasalahan jangka panjang pemerintah AS saat ini adalah kepemilikan cash yang terbatas.
“Mereka (AS) memiliki cash yang sangat terbatas. Karena, mereka selama beberapa bulan terakhir masih tidak ada kesepakatan mengenai utang, ini menyebabkan pemerintah AS menerbitkan lebih banyak utang ke depan,” ujar Rully.
Selain itu, dia melanjutkan arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga acuannya masih akan mempengaruhi pergerakan pasar saham Indonesia pada semester II-2023.
“Sampai dengan kuartal III-2023 masih akan tetap tinggi volatilitasnya. Kalau udah ada kepastian dari terminal ratenya The Fed, itu mungkin seharusnya volatilitas akan lebih menurun,” ujar Rully.