Cirebon (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memetakan areal persawahan yang rawan kekeringan untuk mengantisipasi gagal panen terutama setelah adanya prediksi El-Nino.
"Kami sudah melakukan pemetaan areal persawahan yang memang rawan kekeringan," kata Kepala Distan Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan di Cirebon, Jumat.
Alex mengatakan adanya prediksi Badan Metrologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) adanya El-Nino, maka pihaknya langsung melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan. Hal ini dilakukan kata Alex, untuk memberikan informasi kepada para petani agar bisa mewaspadai ketika El-Nino melanda.
Ia menjelaskan, untuk daerah rawan kekeringan terjadi di wilayah Cirebon bagian utara dan juga timur, mengingat dua daerah tersebut jauh dari sumber air atau waduk, sehingga rerata hanya bisa melakukan dua kali tanam.
Sementara, untuk Cirebon bagian barat saat ini untuk pengairan cukup baik, karena sudah tersuplai air baku dari Waduk Jatigede, sedangkan bagian selatan terdapat sumber mata air yang cukup besar.
Namun, pihaknya tetap mewaspadai adanya ancaman kekeringan yang diakibatkan oleh El-Nino, sehingga dilakukan pendataan sumber air baku untuk persawahan di Kabupaten Cirebon, baik itu dari embung, waduk, sumur bor maupun lainnya.
"Kami juga akan melakukan pendataan terkait sumber air, baik dari sumur bor, bendungan, waduk, maupun embung," tuturnya.Alex menambahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan sejumlah dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), BBWS dan lainnya terkait ketersediaan air.
Selain itu juga menggerakkan para petani untuk lebih menghemat lagi penggunaan air, agar ketika terjadi El-Nino, masih bisa air yang ada masih tersedia untuk tanaman.
"Kami berkoordinasi dengan Dinas PUTR Kabupaten Cirebon dan BBWS terkait ketersediaan air, informasi giliran air, jadwal pengeringan dan perbaikan saluran irigasi. Kami juga menghimbau dan menggerakkan para petani untuk melakukan efisiensi penggunaan air," katanya.