Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan suhu panas di beberapa daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir merupakan fenomena wajar.
Dikutip dari keterangan BMKG melalui akun Instagram resmi @infoBMKG dipantau di Jakarta, Sabtu menyampaikan suhu panas yang terjadi merupakan fenomena wajar di bulan April dan Mei, karena secara normal pada bulan bulan ini terjadi peningkatan suhu maksimum harian yang dipengaruhi oleh gerak semu matahari, sebuah siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Selain itu, juga disampaikan, sebagian besar wilayah Indonesia kini tengah memasuki musim kemarau dengan dominasi angin monsun Australia yang umumnya bersifat kering dengan kelembapan udara yang kurang, cuaca cenderung cerah dan kurangnya tutupan awan.
"Pada kondisi ini, intensitas radiasi matahari dapat secara optimal diterima permukaan bumi sehingga meningkatkan panas udara permukaan," paparnya.
Dijelaskan, kondisi Indonesia saat ini tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas.
Sementara itu, dijelaskan, gelombang panas masih melanda daratan benua Asia selatan, meskipun kecenderungannya menurun. Suhu panas tertinggi berada di Myanmar dan Thailand.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan suhu panas di Indonesia bukan gelombang panas, masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada.
Ia menjelaskan gelombang panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi bagian utara dan di belahan Bumi bagian selatan, pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.
"Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator, dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas," paparnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Suhu panas di beberapa wilayah Indonesia fenomena wajar