Chicago (ANTARA) - Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya, kembali bertengger di atas level psikologis 2.000 dolar AS karena pembicaraan tentang potensi gagal bayar utang AS meningkat di tengah perselisihan antara anggota parlemen Republik dan pemerintahan Biden.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 31,10 dolar AS atau 1,56 persen menjadi ditutup pada 2.023,30 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.028,80 dolar AS dan terendah di 1.986,90 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 6,90 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.992,20 dolar AS pada Senin (1/5/2023), setelah terdongkrak 10 sen atau 0,01 persen menjadi 1.999,10 dolar AS pada Jumat (28/4/2023), dan naik 3,00 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.999,00 dolar AS pada Kamis (27/4/2023).
Dengan hampir empat minggu tersisa hingga potensi gagal bayar pembayaran kewajiban AS pada 1 Juni, pasar menjadikan emas sebagai tempat berlindung yang aman, mendorong logam kuning lebih tinggi sementara mengirim harga sebagian besar aset berisiko seperti minyak dan saham tergelincir.
"Sekarang emas telah menunjukkan rebound kuat dari basis dukungan horisontal yang terbentuk di area 1.975 dolar AS dan telah berkonsolidasi di atas zona 1.991-1998 dolar AS, mungkin ada cukup bahan bakar untuk menembus resistansi 2.010 dolar AS," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di SKCharting.com.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas melonjak berada di atas 2.000 dolar dipicu potensi gagal bayar AS
Harga emas melonjak berada di atas 2.000 dolar dipicu potensi gagal bayar AS
Rabu, 3 Mei 2023 6:22 WIB