Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya, karena pasar memperkirakan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan awal bulan depan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh 28,60 dolar AS atau 1,42 persen menjadi ditutup pada 1.990,50 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.016,80 dolar AS dan terendah sesi di 1.982,30 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 11,80 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 2.019,10 dolar AS pada Kamis (20/4/2023), setelah merosot 12,40 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 2.007,30 dolar AS pada Rabu (19/4/2023), dan terangkat 12,70 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 2.019,70 dolar AS pada Selasa (18/4/2023).
Sejak mencapai level tertinggi lebih dari tiga tahun di 2.048,60 dolar AS pada 13 April, kontrak emas teraktif Comex telah kehilangan hampir 3,0 persen, dan untuk minggu ini melemah 0,6 persen, setelah penurunan minggu lalu sebesar 0,5 persen.
Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester bergabung dengan presiden Fed lainnya pada Kamis (20/4/2023) dalam memberi sinyal dukungan untuk lebih banyak kenaikan suku bunga guna mengekang inflasi.
"Saya mengantisipasi bahwa kebijakan moneter perlu bergerak lebih jauh ke wilayah restriktif tahun ini, dengan suku bunga fed fund bergerak di atas 5,0 persen dan suku bunga fed fund riil bertahan di wilayah positif untuk beberapa waktu," kata Mester dalam pidatonya di Akron, Ohio.
Para analis pasar berpendapat bahwa peluang kenaikan 25 basis poin lainnya pada pertemuan Fed Mei lebih tinggi dari 80 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas jatuh 28,60 dolar terseret ekspektasi kenaikan suku bunga AS