Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya karena dolar AS jatuh setelah data yang lemah memperkuat ekspektasi bahwa ekonomi terbesar di dunia itu kemungkinan menuju resesi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 11,80 dolar AS atau 0,59 persen menjadi ditutup pada 2.019,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.024,20 dolar AS dan terendah sesi di 2.002,20 dolar AS.
Emas berjangka merosot 12,40 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 2.007,30 dolar AS pada Rabu (19/4/2023), setelah terangkat 12,70 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 2.019,70 dolar AS pada Selasa (18/4/2023), dan jatuh 8,80 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 2.007,00 dolar AS pada Senin (17/4/2023).
Greenback mencapai sesi terendah terhadap yen dan euro setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan yang lebih tinggi, penurunan tajam dalam aktivitas bisnis dan penjualan rumah yang ada lebih rendah, mendukung pandangan bahwa Federal Reserve dapat berhenti pada Juni setelah kenaikan suku bunga yang diharapkan bulan depan
Data ekonomi yang dirilis pada Kamis (20/4/2023) bervariasi. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS naik 5.000 menjadi 245.000 dalam pekan yang berakhir 15 April. Para ekonom memperkirakan klaim 247.500.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas terangkat 11,80 dolar ditopang "greenback" yang lebih lemah