Pelanggan dianjurkan untuk membawa kabel USB mereka sendiri dan menyambungkannya ke stopkontak atau ke pengisi daya portabel.
Kabel USB-C dan pengisi daya nirkabel juga diakui sebagai pilihan yang lebih aman.
Jika seseorang harus menggunakan port pengisian USB umum, para ahli telah mengatakan untuk waspada terhadap tanda-tanda bahwa ponsel seseorang dapat diintervensi, termasuk baterai ponsel yang cepat habis, ponsel yang mengalami overheat, dan pengaturan yang berubah.
Namun, secara keseluruhan, para ahli mendorong konsumen untuk memperlakukan ponsel mereka seperti kartu kredit dan mengambil langkah-langkah perlindungan yang sama. Demikian disiarkan The Guardian, Selasa (11/4).
Serang UMKM
Sementara itu sepanjang tahun 2022, pelaku kejahatan siber tak hanya menyerang pengusaha di level perusahaan. Berdasarkan data statistik, lebih dari 60 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun mengalami serangan tersebut.
Padahal menurut Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization), UMKM telah mewakili lebih dari 90 persen dari semua bisnis di seluruh dunia sehingga menjadi kontributor besar bagi ekonomi global.
Mengutip siaran pers Kaspersky yang diterima ANTARA di Jakarta pada Jumat, berikut ini beberapa ancaman siber yang harus diwaspadai oleh para pelaku UMKM di tahun mendatang.
Kebocoran data oleh karyawan
Selama pandemi, banyak pekerja jarak jauh menggunakan komputer perusahaan untuk tujuan hiburan, seperti bermain game online, menonton film, atau menggunakan platform e-learning.
Komputer perusahaan yang digunakan untuk tujuan hiburan tetap menjadi salah satu jalan utama untuk mendapatkan akses awal ke jaringan perusahaan.
Saat mencari sumber alternatif untuk mengunduh episode acara atau film yang baru dirilis, pengguna menghadapi berbagai jenis malware, termasuk Trojan, spyware, dan backdoor, serta adware.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: FBI peringatkan bahaya gunakan pengisi daya ponsel di fasilitas publik