Kota Bogor (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto memandang bahwa fenomena soal gagalnya Piala Dunia U20 yang disorot publik pada penyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menarik antara menurunkan atau menaikkan elektabilitas tokoh tersebut sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
Bima Arya saat diwawancarai di Kota Bogor, Jabar, Jumat, mengatakan sorotan publik terhadap Ganjar Pranowo sebagai salah satu tokoh yang sebelumnya santer menjadi salah satu kandidat Capres 2024 dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih dinamis dan partai-partai sedang berkonsentrasi terhadap upaya koalisi besar salah satunya dengan PDIP.
"Saat ini yang difokuskan kepada partai-partai menggalang kesamaan perspektif dulu secara kepartaian, jadi belum banyak bicara figur," ujar Bima.
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Partai Golkar, PAN dan PPP mengajak tiga partai politik besar lainnya, yakni PDI Perjuangan, PKB dan Gerindra untuk bergabung dalam Koalisi Kebangsaan yang bakal dibentuk dalam waktu dekat ini.
Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan kepada wartawan di Surabaya, Jumat, menyatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan untuk membentuk Koalisi Kebangsaan dengan ketiga partai politik tersebut.
Zulkifli Hasan bahkan telah dijadwalkan bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jakarta pada Sabtu, 8 April 2023.
Bima menuturkan, saat ini figur-figur capres masih sangat dinamis dan opsi-opsi yang ada di dalam koalisi masih belum mengerucut.
"Jadi yang penting sekarang ini ada semangat untuk koalisi besar, tapi calonnya siapa ini masih berproses, bergulir. Tapi ada keinginan kuat itu. Keinginan kuat untuk menggalang koalisi besar," tuturnya.