Antarajawabarat.com,18/6 - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menawari daging sapi tanpa tulang ("boneless") kepada Pemprov Jawa Barat dengan harga Rp70 ribu per kilogram.
"Harga yang mereka tawarkan jauh lebih murah dari harga pasaran yang mencapai Rp85 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi Tatang P, di Bandung, Selasa.
Ia menuturkan Provinsi Jawa Timur akan memasok daging sapi tanpa tulang itu sebanyak 10 ton per hari.
"Jadi walaupun ini tidak menjadi solusi, namun setidaknya bisa mempengaruhi harga pasar. Dinas Perindustrian dan Perdagangan seharusnya bisa menyikapi tawaran ini," katanya.
Ia mengatakan lonjakan harga daging baik daging sapi dan ayam akan terjadi selama sekitar 61 hari yang pada jangka waktu tersebut permintaan akan sangat banyak.
"Jadi mulai minggu pertama bulan Juli, puasa, lebaran, hari raya kurban, hingga menjelang Natal dan Tahun Baru mendatang," katanya.
Menurut dia, menjelang puasa dan lebaran tahun ini persediaan daging ayam di Jawa Barat melimpah tapi untuk stok daging sapi justru minus.
Untuk kebutuhan rata-rata masyarakat terhadap daging ayam di Jabar, kata dia, adalah sebanyak 352 ribu ton per tahun, sedangkan produksinya mencapai 421 ribu ton.
"Sementara daging sapi, kebutuhan mencapai 521 ribu ekor per tahun, sedangkan produksinya hanya 423 ribu ekor," katanya.
Ia menuturkan walaupun persediaannya melimpah, namun kenaikan harga daging ayam pun tidak bisa dihindari karena lonjakan permintaan konsumen.
"Terlebih lagi akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam beberapa pekan ke depan," katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan daging sapi menjelang puasa dan lebaran itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan para peternak di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Sulawesi untuk menutupi kebutuhan akan daging sapi. ***3***
Ajat S