Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo saat dihubungi Jumat, mengatakan angin puting beliung terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian besar wilayah Bojongpicung, menjelang berbuka puasa sehingga membuat panik warga.
"Saat itu, warga hendak berbuka puasa mendengar suara gemuruh angin yang cukup kencang langsung menyapu perkampungan warga, sejumlah pohon berbagai ukuran dan tiang listrik roboh menimpa belasan rumah warga," katanya.
Pihaknya sudah mengirim petugas untuk melakukan pendataan secara pasti kerusakan yang disebabkan angin puting beliung yang juga menyapu dua desa lainnya, Desa Sukajaya dan Cikondang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun 32 kepala keluarga mengungsi.
"Sebagian besar rumah rusak di bagian atap karena terbawa angin dan tertimpa pohon tumbang dan tiang listrik roboh, sedangkan untuk dua desa terdampak lainnya masih dalam pendataan," kata Rudi.
Camat Bojongpicung, Azis Muslim, mengatakan saat ini warga mengungsi ke madrasah dan rumah saudaranya untuk sementara karena sebagai besar atap rumah rusak sehingga rumah tergenang air hujan dan material genting yang berserakan.
"Puting beliung menyapu tiga desa namun yang terparah di Desa Jatisari yang mencapai 32 rumah dengan kondisi rusak berat, sedang dan ringan. Untuk sementara 60 jiwa mengungsi ke madrasah dan rumah keluarganya, kami upayakan bantuan perbaikan rumah esok hari," katanya.
Warga yang rumahnya rusak berat, Sarif (45), mengatakan menjelang berbuka puasa, hujan masih turun deras disertai angin kencang dan gemuruh angin puting menumbangkan belasan pohon berbagai ukuran tumbang menimpa rumahnya dan warga lainnya.
"Genting rumah beterbangan dan tiang listrik beton tumbang menimpa bangunan rumah milik Ai yang terletak tidak jauh dari rumah saya. Kami bersama puluhan warga menyelamatkan diri ke area terbuka untuk menghindari tertimpa genting yang berjatuhan," katanya.