Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari kerugian dua hari berturut-turut di tengah melemahnya dolar AS karena kekhawatiran atas sektor keuangan mereda sehingga mengurangi selera terhadap mata uang safe-haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat 19,70 dolar AS atau 1,01 persen menjadi ditutup pada 1.973,50 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.977,00 dolar AS dan terendah di 1.949,90 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 30 dolar AS atau 1,51 persen menjadi 1.953,80 dolar AS pada Senin (27/3/2023), setelah jatuh 12,10 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.983,80 dolar AS pada Jumat (24/3/2023), dan melonjak 46,30 atau 2,37 persen menjadi 1.995,90 dolar AS pada Kamis (23/3/2023).
Dolar AS melemah pada Selasa (28/3/2023) karena kekhawatiran atas krisis perbankan yang surut mengurangi permintaan terhadap mata uang aman, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,41 persen menjadi 102,4281.
"Investor emas tidak berpikir krisis perbankan sudah berlalu atau, mungkin lebih mungkin, luka darinya di pasar kredit telah secara permanen mengurangi pengetatan yang diperlukan dari bank sentral," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas terangkat 19,70 dolar, karena "greenback" melemah