Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Menjadi seorang pengajar atau dosen di sebuah perguruan tinggi menjadi impian banyak orang karena stigma yang menempel dalam profesi tersebut adalah seseorang yang pandai, intelek, pencetak generasi bangsa, dan dihormati banyak orang.
Namun demikian, profesi dosen sebenarnya bukan sembarang profesi, karena sejatinya tugas mereka cukup berat, yakni membangun proyek peradaban untuk masa depan.
Tugas utama dosen adalah mendidik mahasiswanya agar menjadi manusia terdidik yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa, terutama dalam mewujudkan masa depan yang berkemajuan dan berperadaban luhur.
Tugas mulia seorang dosen bukan sekadar melakukan transfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur dalam rangka memanusiakan peserta didik dengan cara membentuk karakter dan kepribadiannya agar memiliki integritas moral dan akhlak mulia.
Begitu beratnya tugas seorang dosen, sehingga hal tersebut membuat para pendidik menggunakan cara yang unik dan menyenangkan dalam mengajar tanpa menjadikan tugas itu menjadi beban.
Seperti yang dilakukan oleh dosen Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) Universitas Jember Dewi Angelina yang menggunakan costum player (cosplay) saat mengajar mata kuliah keaktoran dan teater.
Dosen dengan cosplay saat mengajar tersebut sempat viral di media sosial, namun pengajar mata kuliah keaktoran itu santai menanggapi beragam komentar pro dan kontra dari para netizen karena output yang dihasilkan menunjang kegiatan pembelajaran.
Ia selalu memakai cosplay dalam memberikan materi kuliah kepada puluhan mahasiswanya dan kostum tersebut hanya dipakai sekali saja, bahkan tidak pernah memakai kostum yang sama karena selalu berganti-ganti.Pada Jumat (17/3), dosen yang akrab disapa Angel itu mengajar mata kuliah keaktoran dengan menggunakan cosplay Maleficient, yakni sosok penyihir dalam film Holywood yang diperankan oleh aktris tenar Angelina Jolie.
Dengan balutan kostum berwarna hitam dan tongkat penyihir, dosen FIB Unej itu tidak tampak kerepotan saat memberikan materi kuliah di hadapan mahasiswa, bahkan kuliah menjadi menyenangkan dan materi mudah dipahami oleh para mahasiswa.
Pada saat awal menggunakan cosplay saat perkuliahan digelar secara tatap muka pascapandemi pada 2022, sebagian mahasiswa terlihat terkejut karena kostum yang dikenakan pengajar mata kuliah keaktoran dan teater itu terlihat aneh dan tidak biasa dilakukan oleh dosen biasanya saat mengajar.
Beberapa mahasiswa terkadang sedikit menahan tawa melihat dosennya berpenampilan nyeleneh, namun lama-kelamaan mahasiswa menjadi terbiasa dengan gaya penampilan Angel saat mengajar mata kuliah keaktoran dan teater itu.
"Saya memakai cosplay untuk totalitas dalam mengajar karena mata kuliah keaktoran membutuhkan itu, sekaligus memberikan semangat kepada mahasiswa agar fokus mendengarkan apa yang saya sampaikan dan output-nya cukup bagus," tuturnya, dalam perbincangan dengan Antara.
Ia mengatakan jam perkuliahan pagi biasanya para mahasiswa masih dalam keadaan mengantuk, sehingga pada akhirnya ia berinisiatif untuk mengenakan cosplay untuk menarik perhatian mahasiswa supaya mereka tetap fokus saat dosen menyampaikan materi perkuliahan.
Kendati demikian, tidak semua mata kuliah yang diampu Angel menggunakan cosplay karena khusus mata kuliah keaktoran dan teater. Pada tahun 2023 tidak ada mata kuliah teater, sehingga ia mendapatkan tugas mengajar mahasiswa dari Program Studi Televisi dan Film untuk mata kuliah keaktoran.
Ibu dua anak itu berkeinginan agar situasi perkuliahan lebih menyenangkan, sehingga memberikan kesan baik bagi mahasiswa dan materi yang disampaikan dapat dicerna dengan baik.
Pengajar drama, teater dan folklor Prodi Sastra Indonesia itu mengaku memiliki beberapa kostum yang dibuat sendiri dengan menggunakan barang bekas atau benda-benda yang tidak dipakai di rumahnya, seperti cosplay siluman Rubah, minnie mouse, vampir, putri salju dan kostum nuansa horor lainnya.
Tidak jarang, Angel juga meminta masukan kepada anak didiknya tentang cosplay yang digunakan untuk kegiatan perkuliahan berikutnya dan beberapa mahasiswa juga sering meminta foto bersamanya, layaknya artis tersohor.
Kreatif dan edukatif
Salah seorang mahasiswa Program Studi Televisi FIB Unej, Malika Fadia mengaku senang dengan penampilan dosen yang mengenakan cosplay saat mengajar karena mahasiswa terhibur dan semakin menambah semangat untuk memperhatikan penjelasan materi kuliah yang disampaikan si dosen.
Menurut dia, jarang sekali dosen menggunakan cosplay atau pakaian unik yang nyeleneh saat mengajar, bahkan hampir tidak ada dan mungkin Dewi Angelina merupakan satu-satunya dosen yang menggunakan cosplay di Universitas Jember.
Malika mengakui bahwa penyampaian materi kuliah yang diberikan dosen keaktoran dengan mengenakan cosplay sangat menyenangkan dan tidak merasa bosan sama sekali, meskipun mata kuliah tersebut ditempuh dalam waktu dua jam.
Dengan penyampaian yang kreatif dan komunikatif, mata kuliah dapat mudah diterima oleh mahasiswa, sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
Respons positif kepada dosen Angel juga mengalir dari Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unej, Prof Sukarno yang sangat mendukung kreativitas cara mengajar dosen, agar tidak menimbulkan kebosanan dalam memberikan materi kepada mahasiswa."Kami justru memotivasi agar para dosen meningkatkan kreatifitas dalam mengajar seperti layanan kita yaitu layanan prima kepada para mahasiswa," tuturnya.
Ia mengapresiasi salah satu dosen pengampu mata kuliah keaktoran dan teater Dewi Angelina yang selalu menampilkan sesuatu yang berbeda dengan mengenakan cosplay saat mengajar, sehingga dosen tersebut betul-betul menjiwai topiknya dengan didukung kostum uniknya.
Cara mengajar dosen memang sangat mempengaruhi mood belajar generasi penerus bangsa itu, sehingga dosen dituntut kreatif dalam mendidik dan terus berinovasi dalam menyampaikan materi kuliah, sehingga mahasiswa semakin semangat untuk belajar meraih cita-citanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Potret unik dosen FIB Unej berbalut cosplay eksentrik saat mengajar