Chicago (ANTARA) - Harga emas merosot dari level tertinggi 6 minggu di akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) karena investor mengunci keuntungan mereka baru-baru ini setelah kekhawatiran krisis perbankan global mereda.
Namun, ketidakpastian atas kebijakan moneter membuat daya tarik safe haven logam kuning masih tinggi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, jatuh 8,30 dolar AS atau 0,43 persen menjadi ditutup pada 1.923,00 dolar AS per ounce setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.936,30 dolar AS dan terendah di 1.911,50 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 20,40 dolar AS atau 1,07 persen menjadi 1.931,30 dolar AS pada hari Rabu (15/3) setelah tergelincir 5,60 dolar AS atau 0,29 persen menjadi 1.910,90 dolar AS pada hari Selasa (14/3), dan melambung 49,30 dolar AS atau 2,64 persen menjadi 1.916,50 dolar AS pada hari Senin (13/3).
Ketakutan akan krisis perbankan yang segera terjadi, mulai mereda setelah bank Swiss, Credit Suisse, mengatakan akan menggunakan fasilitas kredit 54 miliar dolar AS dari Bank Sentral Swiss (SNB) untuk meningkatkan likuiditasnya. Namun, masih ada kekhawatiran bahwa krisis sistem perbankan akan muncul kembali, menurut para analis pasar.
Kekhawatiran bahwa lebih banyak efek domino akan jatuh di antara bank-bank AS dan Eropa memicu reli tajam harga emas minggu ini, karena investor beralih ke safe haven tradisional dalam menghadapi krisis ekonomi global.
Akan tetapi, investor menggunakan berita pendanaan Credit Suisse untuk mengambil beberapa keuntungan baru-baru ini, sementara ketidakpastian atas kebijakan moneter AS juga memicu penguatan dolar.