Bandung (ANTARA) -
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebut Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dinilai sukses dalam menerapkan skema pre-financing hingga memperbaiki perekonomian masyarakat, khususnya petani di sekitarnya.
Teten menjelaskan skema pre-financing merupakan skema pembiayaan untuk rantai pasok pangan berbasis koperasi. Dia menilai skema itu mampu meningkatkan skala usaha dan memperluas rantai pasok pangan.
Baca juga: Presiden Jokowi: Manajemen Kopontren Al-Ittifaq bisa ditiru ponpes lain
"Dalam Pre-Financing ini, koperasi diberikan pembiayaan, dan memastikan koperasi membeli produk pertanian hingga 100 persen, menjadi agregator, serta menyeleksi produk hasil pertanian ke pasar modern," kata Teten usai adanya kunjungan Presiden Joko Widodo di Kopontren Al-Ittifaq, Senin.
Menurutnya skema pre-financing itu merupakan skema yang dijajaki oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) guna mencari solusi atas permasalahan pembiayaan koperasi.
Teten mengatakan LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan pada Kopontren Al-Ittifaq sebesar Rp6,3 miliar, lalu meningkat di tahun 2021 dan 2022 dengan total pembiayaan sebesar Rp12 miliar.
Skema Pre-Financing itu menurutnya juga telah diterapkan di Amerika Serikat (AS) di sektor pertanian, yang tujuannya untuk memastikan stok pangan serta jadwal panen komoditas seperti jagung, kentang, dan gandum.