"Ada kendala sebetulnya, di biaya yang selama ini diberlakukan (di platform marketplace lain) agak cukup berat bagi UMKM," katanya.
Sementara itu, Excecutive Vice President Regional III Jawa Barat Telkom Indonesia Syaiful Hidayat mengatakan jumlah UMKM yang terdaftar di PaDi itu sebanyak 5.499 UMKM. Adapun di Jawa Barat masih ada sekitar 2.000 UMKM yang berpotensi dan masih bisa didorong untuk masuk ke PaDi.
Baca juga: UMKM Karawang terima pinjaman modal lunak dari koperasi
Baca juga: UMKM Karawang terima pinjaman modal lunak dari koperasi
Dia mengatakan PaDi bisa meningkatkan efisiensi pengadaan barang dan jasa bagi para BUMN dengan membeli produk dengan jarak yang lebih dekat.
Karena, kata dia, ada beberapa kasus kantor BUMN di daerah justru membeli produk barang atau jasa ke Jakarta. Padahal menurutnya di daerah tersebut juga ada UMKM yang memiliki kualitas dan kapasitas produksi yang mumpuni.
"Bahkan ada beberapa kasus itu belinya ke Jakarta, ternyata Jakarta cuma agregator, padahal barangnya itu dari daerah, termasuk dari Jawa Barat, padahal kantor BUMN-nya itu di Jawa Barat," kata Syaiful.
Dia pun meyakini UMKM yang masuk ke platform PaDi akan bisa naik kelas. Karena sebagai pembeli, menurutnya BUMN telah diperintahkan untuk membeli produk barang dan jasa lokal sebesar 40 persen.
"Kita tetap ada management fee, tapi angkanya jauh lebih kecil dibandingkan marketplace lain. Kita bukan sekedar jadi marketplace doang, tapi kita bantu kurasi, bantu perizinan, dan kita bantu ekspor," katanya.