Legislator Dapil Jawa Barat V ini memastikan delapan kriteria itu merupakan komitmen keberpihakan pada rakyat sehingga harus tercermin tidak sebatas untaian
kata-kata dan narasi. Tapi jauh lebih konkret mesti terwujud dalam tindakan dan laku sosial.
"Capres 2024 yang akan menjadi pemimpin nasional adalah dia yang tak pamrih dan mau ikhlas berpeluh-keringat untuk turun langsung menemui rakyat di lapangan mulai dari pabrik, pasar, sawah, kebun, pesisir laut, gang kumuh, dan di pelosok-pelosok negeri yang selama ini tak tersentuh hadirnya pembangunan," ujar Adian.
Adian menyebutkan bahwa kriteria-kriteria tersebut perlu disampaikan karena selama ini partai politik hanya berbicara nama, sementara rakyat perlu tahu alasan mereka memilih calon.
“Saya mau partai politik, kelompok-kelompok intelektual, para akademisi mulai hari ini tidak berbicara orang, tetapi kriteria. Tidak apa-apa Pena 98 yang mulai, tidak apa-apa kriteria kita kemudian dianggap ancaman, enggak jadi soal buat kita," tuturnya.
"Tapi seburuk-buruknya, kita punya tawaran ini loh kriteria yang kita anggap pantas memimpin Indonesia. Bukan dari tinggi badannya, lebar senyumannya, bukan dari yang lain-lain. Kalau ada pemimpin partai yang mau berdiskusi kita terbuka tapi kita juga siap berdiskusi dengan yang lain,” ujar Adian.
Ribuan Karangan Bunga
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Nasional (PENA) Aktivis 98 Adian Napitupulu mengatakan ribuan karangan bunga yang mewarnai peresmian Graha PENA 98 adalah salah satu bentuk penghormatan kepada aktivis 98 dan pahlawan reformasi.
"Karangan bunga itu sesungguhnya bukan hanya untuk PENA 98 melainkan penghormatan kepada seluruh aktivis mahasiswa yang dibunuh dan diculik, serta seluruh mahasiswa dan rakyat yang bahu membahu berjuang pada proses Reformasi 25 tahun yang lalu," kata Adian Napitupulu yang juga anggota DPR RI itu, di Jakarta, Minggu.