Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat untuk melakukan panen air hujan sebagai langkah mitigasi musim kemarau pada 2023 ini.
"Mumpung saat ini hujan masih turun, maka kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan aksi panen hujan dengan cara menampungnya menggunakan tandon air atau bak penampung," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan, BMKG memprediksi musim kemarau di tahun 2023 akan lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2022).
"Pada saat kemarau nanti, air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau," paparnya.
Sektor-sektor yang terdampak seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan kebencanaan, kata Dwikorita, perlu melakukan langkah antisipatif untuk meminimalkan potensi dampak kekeringan sebagai konsekuensi kondisi curah hujan rendah tersebut.
Kondisi cuaca yang kering, kata dia, juga berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Langkah pencegahan harus dilakukan semua pihak terkait sebagai bentuk mitigasi dan antisipasi," tuturnya.
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan merinci daerah yang diprediksikan mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah berpeluang besar terjadi pada Maret di bagian tengah Sulawesi Tengah, pada April di sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah.
Kemudian pada Mei potensi hujan dengan kategori rendah berpeluang terjadi di bagian selatan Sumatera Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT.