Gubernur Provinsi Jawa Barat M Ridwan Kamil meminta perangkat daerah untuk turun tangan memetakan dinamika terkait Program Petani Milenial di mana ada peserta program tersebut yang terlilit utang bank karena tidak mendapatkan pembayaran hasil panennya.
"Petani Milenial ini seperti yang saya sampaikan, selalu dievaluasi. Jadi kami dari Pemerintah Provinsi Jabar terus mengevaluasi Program Petani Milenial," kata Ridwan Kamil dalam keterangan resmi di Bandung, Selasa.
Baca juga: Pemprov Jabar lunasi utang ke Petani Milenial
Baca juga: Pemprov Jabar lunasi utang ke Petani Milenial
Ridwan Kamil menyampaikan, Pemprov Jabar menjadi jembatan tiga pihak, yakni petani milenial, perbankan, dan offtaker (pembeli). Program tersebut telah melahirkan 1.200-an petani muda yang sukses.
"Sepertiga belum berhasil. Ketidakberhasilan yang sepertiga jangan digeneralisasi programnya gagal. Kenapa? Karena Pemprov ini mengawinkan tiga pihak. Petani milenial, perbankan, dan pembeli. Tentu ada dinamika," ujar Ridwan Kamil.
Ia mencontohkan petani milenial yang mengembangbiakkan kelinci yang tidak jadi melakukan ekspor ke Filipina karena larangan impor kelinci di negara tersebut.
Ia mencontohkan petani milenial yang mengembangbiakkan kelinci yang tidak jadi melakukan ekspor ke Filipina karena larangan impor kelinci di negara tersebut.