Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) menghentikan kerugian selama tiga sesi berturut-turut karena investor kembali masuk ke pasar setelah dolar AS melemah menjelang keputusan kebijakan dari pertemuan dua hari Federal Reserve.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat 6,10 dolar AS atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.945,30 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.946,90 dolar AS dan terendah 1.915,50 dolar AS.
Logam kuning mencatat kenaikan lebih dari 6,0 persen untuk Januari, merupakan kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.
Emas berjangka merosot 6,40 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.939,20 dolar AS pada Senin (30/1/2023), setelah menyusut 0,60 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.929,40 dolar AS pada Jumat (27/1/2023), dan anjlok 12,6 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.930,00 dolar AS pada Kamis (26/1/2023).
Dolar AS melemah pada perdagangan Selasa (31/1/2023) karena pelaku pasar mencerna data ekonomi terbaru sambil menunggu keputusan kebijakan penting dari Federal Reserve.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,18 persen menjadi 102,100. Dolar menuju kerugian bulanan keempat berturut-turut, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kami memiliki begitu banyak risiko yang didorong oleh peristiwa sepanjang minggu ini dan investor harus memperhatikan hal itu. Harga emas cenderung tidak stabil," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.