Surabaya (ANTARA) - Young Buddhist Association of Indonesia mengajak seluruh warga etnis Tionghoa untuk tidak melupakan jasa Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat merayakan Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili.
"Kami mengajak etnis Tionghoa untuk mengenang jasa Gus Dur di saat perayaan Imlek 2023 ini. Lantaran berkat jasanya, kini Imlek dapat dirayakan dengan sukacita dan tanpa ada larangan apapun," kata Ketua Dewan Pembina Young Buddhist Association of Indonesia, Billy Lukito Joeswanto di Surabaya, Sabtu.
Menurut Billy, pada masa kecilnya sebelum era reformasi, orang-orang yang merayakan Hari Raya Imlek tidak bisa melakukannya secara bebas dan terbuka.
Bahkan saat perayaan Imlek datang, banyak orang Tionghoa yang tidak libur dan masih harus bersekolah maupun bekerja lantaran hari tersebut tidak termasuk dalam kalender libur nasional.
"Zaman dulu kita kecil sebelum reformasi, kita masih harus sekolah karena bukan tanggal merah dan tidak bisa merayakan secara khusus dengan menikmati hiasan ornamen dan budaya Tionghoa seperti barongsai di muka publik," ungkapnya.
Lebih lanjut, Billy Lukito menambahkan, bagi Young Buddhist Association of Indonesia, Gus Dur merupakan sosok pahlawan kemanusiaan yang berani memimpin dan hadir bagi kaum minoritas atau tertindas.
"Gus Dur sosok pahlawan kemanusiaan yang berani memimpin dan hadir bagi kaum minoritas atau tertindas apapun risikonya bagi dirinya dan keluarganya," tuturnya.
Billy juga mengajak para pemuda di negeri ini yang merayakan Hari Imlek untuk terus mendoakan yang terbaik kepada Gus Dur dan keluarga di momen Imlek ini.