Chicago (ANTARA) - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut karena berlanjutnya aksi ambil untung di tengah melambatnya inflasi AS, setelah logam kuning mencapai level tertinggi lebih dari delapan bulan di sesi sebelumnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, jatuh 2,90 dolar AS atau 0,15 persen menjadi ditutup pada 1.907,00 dolar AS per ounce, setelah mencapai tertinggi sesi di 1.929,80 dolar AS, tidak jauh dari puncak sehari sebelumnya di 1.931,80 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 11,80 dolar AS atau 0,60 persen menjadi 1.909,90 dolar AS pada Selasa (17/1/2023), setelah melonjak 22,90 dolar AS atau 1,21 persen menjadi 1.921,70 dolar AS pada Jumat (13/1/2023), dan terangkat 19,90 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.898,80 dolar AS pada Kamis (12/1/2023).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu (18/1/2023) bahwa indeks harga produsen (IHP) AS untuk permintaan akhir turun 0,5 persen pada Desember setelah naik 0,2 persen pada November. Para ekonom memperkirakan IHP turun 0,1 persen bulan ke bulan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (18/1/2023) bahwa penjualan ritel AS turun 1,1 persen pada Desember, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,0 persen.
"Harga emas melemah tetapi masih bertahan di level 1.900 dolar AS," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.