Dia menuturkan, untuk anggaran jalan, ruang kelas, dan PON pemda berani menganggarkan, lantas mengapa tidak dapat mengeluarkan kebijakan untuk menganggarkan sebuah artefak yang melambangkan ketaatan umat Muslim pada Allah SWT yaitu masjid.
Setelah anggaran disetujui, pembangunan Al Jabbar rupanya tidak berlangsung mulus dan kegagalan tender pada awal 2017 membuat pembangunan Al Jabbar baru bisa dimulai pada akhir 2017.
"Sehingga anggaran besar yang sudah dianggarkan tidak terpakai, yang terpakai hanya sebagian kecil pada akhir 2017. Alhamdulillah, pada 2018 berjalan utuh, sampai 2019 hingga sekarang 2022 dilanjutkan pada zaman Gubernur Ridwan Kamil," katanya.
Pembangunan masjid yang menjadi ikon masjid terbesar di Jabar itu, menurut dia, sangat memakan waktu, tenaga, pikiran, dan tentunya anggaran yang sangat besar, sehingga selesainya pembangunan patut disyukuri.
Menurut dia, setiap niat baik program pemerintah pada prosesnya wajar menemui kendala dan polemik.
Namun, pihaknya memastikan Al Jabbar dibangun dengan perencanaan matang dan tujuan yang baik.
"Masjid besar ini mewakili besarnya umat Islam di Jawa Barat, mewakili sikap religi orang Jawa Barat. Wajar saja kita membangun sebuah artefak yang mewakili umur sejarah, pada zaman-zaman ke depan semua orang akan mengingat bahwa ini adalah masjid kebanggaan Jawa Barat," kata Aher.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aher: Anggaran Masjid Al Jabbar gunakan skema tahun jamak
Aher: Anggaran Masjid Al Jabbar Bandung gunakan skema tahun jamak
Jumat, 6 Januari 2023 20:04 WIB