Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan pemerintah sedang menggarap pembangunan hunian tetap (huntap) di dua titik untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat.
"Pembangunan dilakukan di Desa Sirnagalih dan Desa Murnisari, yang diperuntukkan bagi warga yang memang mendapat rekomendasi harus direlokasi," ujar Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
Adapun Huntap Relokasi Tahap I di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur, dibangun sesuai rencana induk 200 unit. Progres per 3 Januari 2023 ada 188 unit lokasi siap bangun, 164 unit RISHA terinstal lengkap, 164 unit tertutup atap dan 91 unit selesai 100 persen.
Sementara itu pemerintah juga membangun Huntap Relokasi Tahap II di Desa Murnisari Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur, dengan rencana induk 151 unit. Progres hingga hari ini sudah ada 43 unit lokasi siap bangun, 14 unit RISHA terinstal lengkap dan 4 unit tertutup atap.
Dalam menentukan wilayah insitu dan wilayah mana yang harus direlokasi, pemerintah telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam kaitan pemetaan zona kerawanan bencana gempa bumi.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah episentrum gempa bumi atau daerah patahan yang dapat berpotensi memicu gempa bumi, maka tidak boleh membangun kembali rumah di wilayah itu dan harus relokasi.
Namun apabila wilayah masih aman dari potensi risiko dampak gempa bumi maka akan diperbolehkan membangun kembali di lokasi yang sama.
Bupati Kabupaten Cianjur Herman Suherman menuturkan bahwa pihaknya telah menerima rekomendasi dari BMKG pada pekan sebelumnya. Menurut BMKG, ada tiga kecamatan yang masuk dalam zona rawan gempa bumi karena berada pada lokasi episentrum. Herman mengatakan jumlahnya di bawah angka seribu.
"Bahwa yang relokasi ini kan ada di episentrum gempa bumi. Yang mana kami baru legalnya menerima baru di minggu-minggu kemarin. Data sudah masuk. Ada tiga kecamatan yang masuk episentrum. Di minggu ini atau minggu depan akan kita adakan sosialisasi. Ada di bawah seribu,” ujar Suherman.