Tahun 1993, Ali berpindah dari kapal selam KRI Nanggala ke kapal selam KRI Pasopati-410, dengan jabatan sebagai perwira torpedo.
Dua tahun kemudian, pria kelahiran 9 April 1967 ini kembali ke kapal selam, dengan menjabat sebagai Perwira Divisi Komunikasi (Padivkom) KRI Nanggala-402 pada 1995 dan Kepala Departemen Leksen KRI Nanggala-402 pada 1996, dengan pangkat kapten.
Di tahun yang sama, Ali dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Kasi Taktik Sops Satsel Komando Armada RI Kawasan Timur dan Kadalsen Divlat Departemen Sewaco Puslattlekdalsen Kodikal pada 2000 hingga 2003.
Usai bertugas di luar kapal perang, Ali kembali ke kapal selam dengan menjabat Palaksa KRI Nanggala 402 (2003-2004). Kariernya pun terus merangkak naik dan dipercaya menjabat Komandan KRI Nanggala-402 (2004 hingga 2006) dengan pangkat letnan kolonel.
Setelah memimpin KRI Nanggala, Ali dipercaya menjabat Pasops Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim (2006) dan Pabandya Renstra Paban I Renstra Srena Kasal (2006 hingga 2009).
Karier Ali pun terus merangkak naik, dengan pangkat kolonel, menjabat sebagai Asisten Operasi Komandan Pangkalan Utama (Asops Danlantamal) VI Makassar (2009 hingga 2010), Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim (Koarmada II, sekarang) pada 2010 hingga 2011, Komandan Pangkalan (Danlanal) Dumai (2011 hingga 2012).
Ali pun pernah menjabat sebagai ajudan Wapres RI Boediono selama dua tahun, yakni Tahun 2012-2014.
Dengan pangkat sebagai laksamana pertama, Ali menjabat sebagai Pati Sahli Kasal Bidang Ekojemen (2015), staf khusus Kasal (2015), Komandan Guskamlabar (2015 hingga 2017) dan Waasrena Kasal (2017 hingga 2018).
Mantan komandan kapal selam Nanggala kini jabat Kepala Staf TNI AL
Rabu, 28 Desember 2022 12:04 WIB