Selaras dengan kondisi provinsi, kata Bambang, di 2023, ekonomi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat diperkirakan tumbuh positif namun berpotensi lebih rendah dibandingkan 2022.
Sebagian besar wilayah di Jawa Barat diperkirakan tumbuh pada rentang 5 hingga 6 persen (yoy) yang didukung oleh beberapa akselerator pertumbuhan, di antaranya beberapa proyek strategis antara lain infrastruktur energi di Wilayah Ciayumajakuning seperti pembangunan pipa gas transmisi dan PLTU, pengembangan fasilitas Maintenance-Repair-Overhaul (MRO) dan pengambangan kawasan Aerocity, serta pembangunan infrastruktur konektivitas Jalan Lingkar Timur Selatan.
Sementara itu, wilayah Priangan Timur yang memiliki karakteristik berbeda dengan mayoritas wilayah di Jawa Barat juga menyembunyikan berbagai potensi ekonomi yang perlu ditonjolkan untuk memeratakan pembangunan Jawa Barat utara dan selatan seperti potensi perikanan dan maritim, serta berbagai proyek pendukung ketahanan pangan.
Bambang Pramono menyampaikan, Bank Indonesia Jawa Barat telah merumuska delapan rekomendasi kebijakan dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi maupu memberikan landasan pijak untuk penguatan struktur ekonomi dan peningkatan efisiensi dalam jangka menengah panjang.
Rekomendasi tersebut terdiri dari pertama, mendorong realisasi fiskal pemerintah daerah salah satunya dengan memperpanjang realisasi bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat, tentunya yang didukung optimalisasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).
Rekomendasi kedua, perlu terus mendorong kinerja ekspor, termasuk merealisasikan kerjasama bisnis dan investasi dengan meningkatkan intensitas kegiatan promosional melalui kunjungan misi dagang dan investasi ke negara calon investor atau mitra bisnis.
Ketiga, mendorong realisasi investasi melalui penggalian potensi investasi dan melengkapi dengan feasibility study yang diperlukan sehingga Jawa Barat memiliki berbagai outlet investasi baik di wilayah utara maupun selatan.