Jakarta (ANTARA) - Sepanjang tahun 2022, pelaku kejahatan siber tak hanya menyerang pengusaha di level perusahaan. Berdasarkan data statistik, lebih dari 60 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun mengalami serangan tersebut.
Padahal menurut Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization), UMKM telah mewakili lebih dari 90 persen dari semua bisnis di seluruh dunia sehingga menjadi kontributor besar bagi ekonomi global.
Mengutip siaran pers Kaspersky yang diterima ANTARA di Jakarta pada Jumat, berikut ini beberapa ancaman siber yang harus diwaspadai oleh para pelaku UMKM di tahun mendatang.
Kebocoran data oleh karyawan
Selama pandemi, banyak pekerja jarak jauh menggunakan komputer perusahaan untuk tujuan hiburan, seperti bermain game online, menonton film, atau menggunakan platform e-learning.
Komputer perusahaan yang digunakan untuk tujuan hiburan tetap menjadi salah satu jalan utama untuk mendapatkan akses awal ke jaringan perusahaan.
Saat mencari sumber alternatif untuk mengunduh episode acara atau film yang baru dirilis, pengguna menghadapi berbagai jenis malware, termasuk Trojan, spyware, dan backdoor, serta adware.
Serangan Distributed Denial of Service (DDoS)
Serangan ini memanfaatkan batas kapasitas spesifik yang berlaku untuk sumber daya jaringan apapun seperti infrastruktur yang mengaktifkan situs web perusahaan.
Serangan DDoS akan mengirimkan banyak permintaan ke sumber daya web yang diserang dengan tujuan melebihi kapasitas situs web dalam menangani permintaan dan menjadikan situs web tidak dapat berfungsi dengan baik.