Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Sebanyak 305 warga di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terdampak banjir luapan Sungai Cibeet yang merendam permukiman sejak beberapa hari lalu.
"Jumlah warga terkena dampak banjir sebanyak 95 kepala keluarga dengan total 305 jiwa. Bantuan sudah kita salurkan kepada warga terdampak, masih terus kita monitor," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Selasa.
Dia menyatakan berdasarkan hasil peninjauan lokasi, beberapa titik banjir per hari Senin kemarin sudah terpantau surut. Pemerintah daerah telah menyiapkan fasilitas umum bagi warga yang tempat tinggalnya masih terendam banjir.
"Masyarakat sebagian mengungsi dan juga sudah mendirikan tenda-tenda serta sudah dibentuk pos pelayanan kesehatan, jadi yang sakit nanti langsung bisa berobat secara gratis," katanya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Sosial dan BPBD sudah memberikan bantuan berupa obat-obatan serta makanan dan minuman kepada warga terdampak banjir.
Pemerintah daerah juga sudah menyiapkan tempat pengungsian di lokasi yang lebih tinggi. Termasuk menyiapkan kegiatan belajar dan mengajar agar tetap berjalan walau di halaman rumah.
"Sudah kita lihat bersama-sama, sudah ada yang berdiri tempat pengungsian serta sekolah pun tetap berjalan, karena sedang melaksanakan ujian juga," katanya.
Ia mengatakan telah menginstruksikan camat, kepala desa, serta lurah untuk memimpin siap siaga di daerah rawan banjir ini dengan melakukan pemantauan tinggi air secara intensif, termasuk tidak tidur terlalu lelap saat hujan berlangsung lebih dari satu jam.
"Jadi mereka sudah mengetahui jalur evakuasi dan mencari lokasi yang aman. Tidak menunggu air datang. Terutama untuk kelompok usia rentan, anak-anak, serta difabel, itu harus didahulukan untuk evakuasi," ucapnya.
Dani mengaku solusi penanganan banjir pada aliran Sungai Cibeet adalah dengan membangun bendungan bagian hulu seperti di wilayah Kabupaten Bogor.
"Dengan adanya bendungan, ketika ada air besar bisa dibendung dan saat surut dirilis sedikit-sedikit. Pemerintah sudah merencanakan pembuatan bendungan Sungai Cibeet di Kabupaten Bogor tetapi tertunda di tahun kemarin. Insya Allah tahun ini akan diajukan lagi serta 2024 akan direalisasikan," kata dia.
Sebelumnya Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan meninjau lokasi tanggul Sungai Citarum yang dikabarkan merembes di Desa Setialaksana dan Lenggahjaya, Kecamatan Cabangbungin untuk mencari solusi antisipasi terjadinya banjir.
"Laporan masyarakat menyebutkan ada rembesan yang mengakibatkan genangan air di beberapa jalan dan rumah warga sekitar tanggul kemarin. Makanya kita telusuri," katanya di Kabupaten Bekasi, Selasa.
Ia mengatakan selama ini kondisi tanggul Sungai Citarum di daerah tersebut dinilai cukup aman bahkan mampu mengalirkan air dari kawasan permukiman menuju sungai.
Hal itu dikarenakan tanggul di daerah itu telah dilengkapi pintu air dengan katup pengaman dari area luar tanggul ke dalam Sungai Citarum.
"Memang ada pintu untuk katup pengaman dari area luar tanggul ke dalam sungai. Jika kondisi sungai normal, air justru masuk dari permukiman ke sungai," katanya.
Dani menyatakan rembesan air yang terjadi diakibatkan adanya lubang di luar pintu air tanggul sehingga meski saluran pembuangan telah ditutup, air Sungai Citarum tetap bisa masuk.
"Walaupun saluran pembuangan ditutup, ternyata air tetap merembes ke bawah, berarti kita simpulkan ada lubang di luar pintu air yang merembes," ucapnya.
Pihaknya telah menindaklanjuti temuan itu dengan berkoordinasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk segera dilakukan penanganan sekaligus antisipasi mengingat musim penghujan telah datang.
"Tadi saya sudah sampaikan kepada camat dan kepala desa, warga sekitar bisa ronda setiap malam terutama untuk memeriksa tinggi air dan besaran rembesan air. Jika ada tanda-tanda bahaya, harus segera evakuasi ke tempat yang lebih aman," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 305 warga Kedungwaringin Bekasi terdampak banjir