Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperhitungkan dalam empat hari ke depan intensitas gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan berkurang.
Dwikorita dalam konferensi pers di Pendopo Bupati Cianjur, Jawa Barat, Selasa, mengatakan meskipun pada data yang termonitor pukul 17.00 WIB gempa susulan sudah terjadi 145 kali, namun hal tersebut tidak perlu dicemaskan.
Sebab, gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan.
"Nah ini yang tercatat yang paling besar gempa susulannya magnitudo 4,2 dan yang paling kecil 1,2. Sehingga BMKG memperhitungkan kurang lebih empat hari lagi, Insyaallah, tempat-tempat tersebut sudah makin berkurang, Insyaallah berhenti lah ya," ujar Dwikorita.
Dwikorita mengatakan memasuki waktu puncak musim hujan, pihaknya mengimbau dan perlu diwaspadai adanya potensi potensi bencana ikutan seperti longsor, dan material-material rontokan lereng-lereng akibat gempa.
"Banyak titik longsor material-material tersebut dapat membendung lembah sungai di lereng atas, dan apabila hujan turun terus-menerus akhirnya bendung air hujan yang terbentuk itu mendesak onggokan tanah longsor, akhirnya jebol sebagai banjir bandang," ujar dia menjelaskan.
Sehingga menurutnya, langkah yang mendesak itu adalah mengendalikan tanah material ataupun kayu-kayu yang menutup aliran sungai di lereng atas.
Dari laporan BMKG, gempa bumi terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21 November 2022. Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami.