"(Negara-negara Asia-Afrika, Red) bangkit dan mereaktualisasi kembali sesuai dengan konteks zaman semangat konferensi Asia Afrika tahun 1955," kata Basarah.
Sementara itu, akademisi sekaligus pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan Connie Rahakundini Bakrie memuji sambutan Presiden Kelima RI Megawati Seokarnoputri dalam pembukaan 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective'.
Megawati menceritakan bagaimana momen-momen Konferensi Asia Afrika dan bagaimana pembicaraan-pembicaraan besar dilahirkan.
Maka dari itu, konferensi bersama perwakilan akademisi Asia Afrika ini, juga akan menelusuri sejumlah kota yang menjadi sejarah Konferensi Asia Afrika. Mulai dari Bandung, Blitar, dan Surabaya.
Di Blitar, nantinya para perwakilan akademisi itu akan diajak untuk mengunjungi makam Bung Karno.
"Jadi itu betul-betul kerja sama kumpulan para akademisi dengan semangat membangun dunia baru yang lebih sehat dan lebih fair terutama dalam gerakan menghidupkan kembali Non Blok," kata Connie.
Sementara, Wakil Rektor Unpad Bidang Riset dan Inovasi Prof Hendarmawan pun menyambut baik pertemuan antarakademisi perwakilan negara Asia-Afrika.
Menurut dia, hal ini menjadi wujud implementasi akademik yang berorientasi pada kebaikan, perdamaian dan kemajuan bangsa Asia-Afrika. "Khususnya terhadap negara yang terlibat di Konferensi Asia Afrika," kata Prof Hendarmawan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pertemuan akademisi negara KAA berkontribusi menjaga perdamaian dunia