Film berlatar waktu di akhir 1960-an ini membawa Kamila Andini ke eksplorasi baru dalam perjalanan karirnya sebagai sutradara, ia menggarap film periodik yang juga diinspirasikan dari kisah nyata.
Kamila Andini berbagi ceritanya, “Film periodik Indonesia selalu terkait dengan sesuatu yang besar atau tentang seorang tokoh penting, sedangkan ketika saya mengerjakan ini saya ingin menceritakan seorang tokoh perempuan pada umumnya, seperti nenek kita, kakak kita atau ibu kita, yang bisa disayangi dengan semua kekurangan dan kelebihannya. Kebetulan saja ia hidup di masa itu. Tapi kita juga bisa berefleksi dengan masa itu dan masih bisa terhubung dengan masa kini. Saya ingin membuat jembatan dari masa lalu ke masa sekarang.”
Gubernur bangga
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil menyampaikan rasa bangganya atas terpilihnya film berbahasa Sunda "Before, Now & Then" (Nana) untuk tayang di Festival Film Berlin.
"Ini ada peristiwa bersejarah. Ada film Indonesia finalis festival film Berlin dan pertama kali berbahasa daerah yaitu berbahasa Sunda," kata Ridwan Kamil dalam keterangannya dikutip Jumat.
"Before, Now & Then" (Nana) merupakan film karya sutradara Kamila Andini dan diproduseri oleh Ifa Isfansyah bersama Gita Fara yang terseleksi untuk tayang perdana di Program Kompetisi Utama 72nd Berlin International Film Festival.
Capaian itu dikatakan Ridwan perlu diapresiasi terlebih Pemprov Jabar turut memberikan dukungan dalam produksi film tersebut.
Menurut Ridwan pengakuan dunia terhadap karya anak bangsa patut diapresiasi mengingat saat ini isu kebhinekaan sedang menjadi sorotan.
"Apalagi dengan isu bahasa kebhinekaan yang jadi sorotan, prestasi ini sangat membanggakan menunjukan jangan malu berbahasa daerah, lestarikan bahasa daerah dengan cara baru melalui medium film, konten dan sebagainya," ujarnya.
"Terbukti dengan kreativitas itu dunia menghargai. Kalau dunia menghargai masa bangsa kita kurang menghargai. Jadi ini poinnya kebangkitan bahasa daerah di dunia internasional melalui masuknya film Nana di Berlin Internasional Film Festival," lanjut Ridwan Kamil.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Benny Bachtiar menuturkan tradisi budaya bisa mendunia jika dikemas dengan konsep yang baik.
"Kita bisa membuktikan bahwa tradisi budaya itu bisa mendunia. Ini sejarah bagi masyarakat Sunda," kata Benny. Film "Before, Now & Then" (Nana) bisa menjadi momentum bagi pemerintah maupun industri film tanah air agar lebih mengeksplorasi potensi sejarah lokal untuk diangkat menjadi sebuah karya. Apalagi, kata Benny, banyak cerita legenda Sunda yang bisa diangkat jadi sebuah film.
"Kita kan ada legenda Lutung Kasarung, Nyi Roro Kidul itu kan ceritanya bisa diangkat dan bisa memperkaya nuansa budaya nasional," kata dia.
"Before, Now & Then" (Nana) diperankan oleh Happy Salma, Laura Basuki dan Ibnu Jamil dengan latar tahun 1960 mengangkat kisah hidup Raden Nana Sunani yang di adaptasi dari penggalan novel "Jais Darga Namaku" karya Ahda Imran.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Film "Nana" pulang kampung, tayang di Bandung
Film terbaru Kamila Andini "Nana" pulang kampung, tayang di Bandung
Rabu, 19 Oktober 2022 8:19 WIB
![Film terbaru Kamila Andini](https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2022/10/19/ridwan-kamil.jpeg)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam penayangan film Kamila Andini “Before, Now & Then (NANA)” di Bandung, Selasa (18/10/2022) (ANTARA/HO)