ANTARAJAWABARAT.com,17/11 - Pengembangan industri kreatif pedesaan di Jawa Barat belum dilengkapi dengan cetak biru atau "blue print" sehingga pertumbuhannya lamban dan cenderung tidak berkembang.
"Potensi industri kreatif di pedesaan itu cukup besar, namun perkembangannya saat ini hanya bergulir secara natural. Butuh cetak biru pengembangan industri kreatif pedesaan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," kata Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Barat Yedi Karyadi di Bandung, Sabtu.
Dengan adanya cetak biru pengembangan industri kreatif, kata Yedi arah dan target dari program itu akan terukur, selain itu perlu dibentuk wadah yang akan mengakomodasi sektor industri kreatif di pedesaan.
"Bila perlu bentuk semacam kelompok kerja (Pokja) industri kreatif pedesaan agar arah dan tujuan program itu lebih tegas dan fokus," katanya.
Ia menyebutkan, potensi industri kreatif pedesaan saat ini belum tergali, terutama jejaring pasar mereka terkendala karena belum ada jaringan yang memasarkan produk mereka.
Selain itu peranan pemerintah dalam mendorong perkembangan industri kreatif di pedesaan masih kurang sehingga aktivitas mereka terhambat dan tidak bisa berkembang.
"Perhatian pemerintah terhadap sektor kreatif saat ini masih terbatas di perkotaan, itupun yang dekat dengan ibukota provinsi atau kabupaten kota," katanya.
Buktinya, kata dia akses industri kreatif di perkotaan dan di perdesaan sangat tidak berimbang. Idealnya, kata Yedi fokus pengembangan industri kreatif difokuskan ke pedesaan yang jauh lebih luas.
"Kecenderungan yang terjadi, pelaku industri kreatif di pedesaan memilih bergeser ke kota, ini jelas harus dicegah karena mereka justeru meninggalkan bahan baku yang melimpah di daerahnya, jejaring bisnis mereka perlu dijembatani," katanya.
Salah satu fokus yang perlu menjadi perhatian, kata Yedi perlunya fasilitasi pasar agar produk mereka minimal bisa memenuhi kebutuhan di daerah masing-masing.
"Potensi ekspor dari produki industri kreatif pedesaan cukup besar, namun sejauh ini produk mereka terkendala regulasi. Minimal mereka produk mereka bisa terserap pasar lokal," kata Ketua HIPMI Jabar itu menambahkan.***3***
Syarif A
HIPMI: PERLU CETAK BIRU INDUSTRI KREATIF PEDESAAN
Sabtu, 17 November 2012 13:08 WIB