Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional segera menetapkan kebijakan harga acuan pembelian kedelai lokal dalam rangka membantu petani dan meningkatkan produksi dalam negeri.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, penetapan harga acuan kedelai tersebut akan mampu memacu petani untuk lebih semangat bertanam sehingga dapat meningkatkan produksi dalam negeri.
“Sesuai arahan Presiden, kita segera menyiapkan kebijakan harga tersebut, tentunya dengan mengajak semua pemangku kepentingan terkait untuk duduk bersama,” ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas (Ratas) Peningkatan Produktivitas Kedelai di Istana Merdeka pada Senin (19/9).
Arief menyebut kisaran harga acuan kedelai sekitar 10 ribu rupiah per kilogram. Harga di kisaran tersebut harus dapat memberikan keuntungan bagi petani. Namun, penetapan harga tersebut harus beriringan dengan peningkatan produktivitas kedelai yang dihasilkan.
Presiden dalam arahannya menekankan agar kebutuhan kedelai di Indonesia tidak bergantung pada impor. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) diminta untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menanam bibit varietas unggul, dan bila diperlukan menggunakan bibit produk rekayasa genetik (genetically modified organism/GMO). Dengan menggunakan bibit GMO diharapkan produksi kedelai per hektare dapat meningkat dari 1,6 sampai 2 ton per hektare menjadi sekitar 3,5 sampai 4 ton per hektare.
Untuk mendorong peningkatan produksi kedelai, pemerintah melalui Kementan tengah menyiapkan perluasan lahan tanam kedelai dengan mengejar target hingga 600 ribu hektare produksi secara bertahap. Salah satunya melalui optimalisasi lahan di Konawe, provinsi Sulawesi Tenggara, sekitar 30 ribu hektare.Untuk meningkatkan daya saing produksi kedelai dalam negeri, Arief juga mengatakan perlunya pemberlakuan kebijakan tarif impor kedelai yang besarannya akan ditentukan segera.
Sementara itu Kantor Cabang Bulog Cirebon, Jawa Barat, telah menyalurkan sebanyak 730 ton kedelai subsidi bagi perajin tahu dan tempe melalui koperasi produsen tempe dan tahu Indonesia (Kopti) yang berada di wilayah kerjanya.
"Sampai saat ini kita sudah menyalurkan 730 ton kedelai subsidi," kata Waka Pimpinan Cabang Bulog Cirebon Abdillah Luhur di Cirebon, Rabu.
Menurutnya jumlah tersebut disalurkan kepada perajin tahu dan tempe yang berada di Kabupaten Cirebon sebanyak 270 ton, Kota Cirebon 40 ton, Kabupaten Majalengka 430 ton, dan 450 ton untuk Kabupaten Kuningan.
Abdillah mengatakan penyaluran kedelai subsidi tersebut merupakan program pemerintah untuk membantu meringankan biaya produksi perajin tahun dan tempe.
Pada tahap awal lanjut Abdillah, Bulog Cirebon berencana akan menyalurkan sebanyak 920 ton cadangan stabilitas harga pangan (CSHP).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Pangan Nasional segera tetapkan kebijakan harga kedelai