"Sekarang saya sudah sehat lagi setelah 14 hari (isolasi) sejak dites positif, tapi sejak bergejala tambah dua hari lagi, jadi total 16 hari. Lama juga," kata Budi pada acara pembukaan COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC COE di Gedung Sujudi, Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan bahwa Menteri Kesehatan sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 dan tidak akan menularkan virus kepada orang lain.
"Menkes sudah sembuh. Kalau pedomannya, (terserang virus corona varian) Omicron kalau sudah lima hari positif enggak usah diperiksa lagi asal dia enggak bergejala," katanya.
Pembukaan COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC COE merupakan acara pertama yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan setelah selesai menjalani isoman.
Selama menjalani isolasi, Menteri Kesehatan menjalankan rutinitas pekerjaan secara daring dari rumah dinas di Jakarta.
Menteri Kesehatan menjalani isolasi mandiri setelah dikonfirmasi positif terserang COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan metode RT-PCR pada 29 Agustus 2022.
Dia mengemukakan bahwa keputusannya untuk menyampaikan informasi kepada publik setelah terserang COVID-19 merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai pejabat publik guna mencegah penularan penyakit tersebut meluas. "Karena siapa pun dapat tertular dan menularkan COVID-19. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk membantu memutus rantai penularannya dengan segera melakukan swab tes dan jika hasil tes-nya positif, langsung melakukan isolasi mandiri," katanya.
Mutasi virus
Sebelumnya Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh warga Indonesia untuk bersiap-siap dan mewaspadai terjadinya mutasi virus yang diprediksi bakal terjadi pada sekitar tiga bulan awal tahun 2023.
“Pasti akan ada varian baru, pasti akan timbul varian baru. Karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini, membuat Indonesia harus siap-siap,” kata Budi dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Budi menyebutkan alasan Indonesia harus kembali bersiap karena kasus konfirmasi positif harian di Eropa atau Amerika sudah mencapai 100 ribu kasus per harinya. Sedangkan Jepang telah tembus sebanyak 200 ribu kasus per hari. Alasan lain dari peningkatan kewaspadaan adalah terjadinya mutasi virus dan lahirnya sub varian baru.
Budi menjelaskan terjadinya kenaikan kasus positif akibat dari hadirnya sub varian baru seperti BA.4 dan BA.5 di tengah-tengah masyarakat.
Ia pun menambahkan meski Indonesia belum menghadapi gelombang baru COVID-19 karena proteksi dari antibodi masyarakat yang sudah meningkat menjadi 98,5 persen atau 2.000 unit per mili liter, tidak menutup kemungkinan kasus positif akan meledak sewaktu-waktu karena mutasi virus yang akan terus terjadi.
“Boleh dibilang pada saat gelombang BA.4, BA.5 masuk, kita tidak terganggu sama sekali. Kasusnya sekarang ujiannya adalah sekitar enam bulan lagi,” kata Budi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri Kesehatan kembali beraktivitas normal usai 16 hari isoman