"Kalau sudah 1 banding 1 kan bagus. Artinya apa? Produk lokal akan terserap. Kalau produk lokal akan terserap, artinya apa? Desa tumbuh. Kalau desa tumbuh, ekonomi tumbuh," ujar Arief.
Rektor IPB itu pun mengemukakan, ancaman krisis pangan yang ada secara global akibat perang Rusia dengan Ukraina bisa menjadi momentum untuk semakin berkomitmen terhadap kedaulatan pangan dan kemandirian pangan.
"Jadi jangan lagi tergantung pada dunia luar. Kita punya banyak lahan, kita punya banyak produk, kita punya banyak inovasi untuk mensubstitusi itu," kata dia.
Arief pun mendorong agar pemerintah mempunyai kebijakan yang mendukung beserta aksi yang kuat agar substitusi terigu dan gandum segera dilakukan.
Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan M Ismail Wahab pada Sabtu (13/8), menyampaikan untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri yang harganya naik karena imbas perang Rusia-Ukraina, pemerintah mempertimbangkan beberapa tanaman pangan lokal untuk mensubstitusinya, seperti singkong, sagu, dan sorgum.
"Sorgum saya kira tanaman yang berpotensi besar untuk menggantikan gandum," kata Ismail.