Gunawan meyakini bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga berhak atas pendidikan teknologi yang setara. Ia percaya, pendidikan teknologi merupakan kunci bagi mereka untuk bekerja, berkarya, dan meniti masa depan yang lebih baik.
Hasil karya mereka yang kita saksikan hari merupakan bukti bahwa anak-anak berkebutuhan khusus seyogyanya memiliki kemampuan dan kegigihan yang sama dengan anak-anak lain.
"Yang dibutuhkan adalah tenaga pengajar yang siap dan terampil untuk melatih mereka. AWS berkomitmen penuh untuk menciptakan ekosistem pendidikan teknologi yang sungguh-sungguh inklusif dan mampu memberdayakan semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus," katanya.
Pertama digelar pada 2021, Laptop for Builders merupakan program pelatihan unggulan AWS yang menyasar siswa-siswi sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), maupun pesantren.
Tahun lalu, program ini berhasil menjangkau lebih dari 200 sekolah di hampir 30 kota di seluruh Indonesia, serta pesantren-pesantren yang terafiliasi dengan PBNU melalui kerja samanya dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdatul Ulama (RMI NU).
Pada Desember 2020, AWS telah menegaskan tekad untuk membantu meningkatkan serta mengembangkan keterampilan cloud bagi sedikitnya 29 juta orang di seluruh dunia hingga 2025, melalui program-program tanpa dipungut biaya yang digelar di lebih dari 200 negara dan wilayah, termasuk Indonesia.
Hingga saat ini, lebih dari 300 ribu masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan telah mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan AWS bersama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan para anggota AWS Partner Network (APN).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kisah Muqit-Sahrul, siswa berkebutuhan khusus juarai komputasi AWS
Spektrum - Kisah siswa berkebutuhan khusus Muqit-Sahrul juara komputasi AWS
Oleh Ajat Sudrajat Minggu, 14 Agustus 2022 18:39 WIB