"Awalnya saya serahkan 'pure' ke anak-anak. Saya hanya memberikan cara ke fitur-fiturnya. Untuk visual sendiri, itu Muqit dan konsep dari Sahrul. Jadi mereka berdiskusi dan konsultasi ke saya. Untuk pengerjaannya sendiri itu membutuhkan waktu tiga pekan," katanya.
Lebih lanjut Irfan mengatakan memang dua sekawan ini sudah bisa bekerja sama dengan baik dan ia hanya membimbing mereka dalam pembuatan website tersebut.
"Yang mereka butuhkan hanyalah kesempatan, itu yang paling penting. Dengan kerja sama yang baik, Muqit dan Sahrul bisa menyelesaikan website rancangan mereka sendiri," kata Irfan.
Pendidikan teknologi inklusif
Kisah sukses dua pelajar berkebutuhan sukses itu tak lepas dari peran serra penyedia infrastruktur dan solusi komputasi awan (cloud computing) AWS.
AWS kembali menyelenggarakan program pelatihannya yang bertajuk "Laptop for Builders" di Bandung, Jawa Barat.
Menggandeng Dinas Pendidikan Jawa Barat, Yayasan Sagasitas, dan Gerakan Pramuka Kwartir Jawa Barat, gelaran tahun ini menyasar anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki kondisi tunarungu, tunawicara, tunanetra, dan tunadaksa (cerebral palsy) sebagai bentuk komitmen AWS terhadap pendidikan teknologi yang inklusif dan merata untuk semua golongan, serta terhadap pemenuhan kesenjangan talenta cakap digital di Tanah Air.
Tahap pertama pelatihan ditutup dengan kompetisi dan ajang penganugerahan yang diadakan di Grand Hotel Preanger.
Spektrum - Kisah siswa berkebutuhan khusus Muqit-Sahrul juara komputasi AWS
Oleh Ajat Sudrajat Minggu, 14 Agustus 2022 18:39 WIB