Jakarta (ANTARA) - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan revisi Perpres Nomor 191 Tahun 2014 yang akan mengatur pembatasan pembelian BBM Pertalite dan Solar akan rampung dan bisa diterapkan pada Agustus 2022.
"(Agustus ini), insya Allah. Kita harus kerja cepat ini. Item-item-nya sudah ada," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Kendati tidak mengungkap item yang dimaksud, Arifin menuturkan pihaknya telah mengantongi izin prakarsa. Izin tersebut merupakan izin untuk menginisiasi perbaikan atau revisi peraturan sebelumnya dengan penyesuaian atas kondisi tertentu.
"Jadi izin prakarsa itu sudah dikeluarkan, sekarang ini akan kita tindaklanjuti untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari yang sebelumnya disesuaikan dengan situasi yang ada," imbuhnya.
Arifin memastikan pemerintah terus melakukan pembahasan intens untuk merespon dan mengantisipasi ancaman krisis energi dan pangan akibat konflik Ukraina dan Rusia.
Pemerintah bahkan melakukan pembahasan yang fokus untuk bisa mencari solusi cepat dan terbaik untuk mengatasi potensi krisis pangan dan energi.Meski dampak dari potensi krisis energi mulai terasa, Arifin memastikan pemerintah menjamin ketersediaan pasokan BBM. Hanya saja, saat ini pemerintah menjaga agar pasokan BBM tersalurkan tepat sasaran karena kuotanya terus menipis.
"Selama ini kita selalu menjamin adanya BBM, cuma BBM ini kan harus tepat, tepat sasaran. Memang maksudnya subsidi ini untuk bisa memberikan energi khususnya BBM ini kepada masyarakat yang daya belinya rendah," imbuhnya.
Khusus BBM Pertamax, Arifin menambahkan pemerintah masih akan mempertahankan harga jualnya meski nantinya akan ada pembatasan Pertalite dan Solar.
"Pertamax itu kan sebetulnya nggak masuk di dalam yang diatur. Tapi saat ini kita memahami daya beli, untuk sementara ini memang masih dipertahankan. Tapi kita lihatlah perkembangannya," pungkas Arifin
Pertamina secara bertahap akan terus memperluas wilayah program subsidi tepat sasaran seiring tingginya dukungan masyarakat dalam mewujudkan penyaluran BBM subsidi agar bisa lebih tepat sasaran. Sementara itu Pertamina menyiapkan 38 titik posko offline untuk pelayanan informasi pendaftaran Mypertamina di Cianjur, Jawa Barat, sebagian besar di SPBU yang ada dan satu titik di Kantor Hiswana Migas Cianjur, guna memudahkan warga untuk mendaftar secara online.
Sales Branch Manager Pertamina Cianjur, Bagus di Cianjur Senin, mengatakan jumlah daerah yang menjadi prioritas pendaftaran sistem MyPertamina menjadi 50 daerah, sembilan diantaranya di Jabar termasuk Kabupaten Cianjur.
"Betul ada penambahan wilayah yang masuk dalam prioritas penerapan Mypertamina untuk mendapatkan BBM bersubsidi termasuk Cianjur, sehingga untuk memudahkan warga, kami menyiapkan pelayanan informasi di 37 SPBU dan Kantor Hiswana Migas Cianjur," katanya.
Untuk pendaftaran online sudah berjalan sejak tanggal 1 Juli 2022, termasuk untuk wilayah yang baru masuk menjadi prioritas sesuai keputusan pemerintah pusat seperti Cianjur, Sukabumi, Bandung Barat, Tasikmalaya dan Ciamis, namun pendaftaran dilakukan secara bertahap.
"Meski server di pusat sudah disiapkan untuk menampung semua data dari seluruh Indonesia, namun untuk menjaga kelebihan kapasitas di server pendaftaran Mypertamina dilakukan secara bertahap," katanya.
Sambil berjalan, pihaknya tetap menggencarkan sosialisasi agar warga Cianjur, tidak panik dan mendapat petunjuk untuk melakukan pendaftaran, namun sebelum diterapkan secara masal pemilik kendaraan terutama roda empat masih tetap bisa mengisi BBM seperti biasa.
"Kami berharap warga yang belum faham dan mengerti terkait tatacara pendaftaran online di Mypertamina, dapat datang ke SPBU yang ditunjuk atau ke Kantor Hiswana Migas Cianjur. Kami juga akan melakukan jemput bila ketika dibutuhkan untuk melakukan sosialisasi pendaftaran ke aplikasi Mypertamina," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri ESDM: Perpres soal penyaluran Pertalite rampung Agustus