Sedang filternya diolah menjadi miniatur pohon, miniatur meja dan kursi, lukisan, tempat pensil, pigura foto, pot dan vas bunga, gantungan kunci hingga kopiah. Sedang tembakaunya bisa diolah menjadi pestisida alami.
Setelah dipisahkan menjadi tiga bagian, sebelum diolah menjadi kerajinan filter rokok direndam dahulu dengan air yang dicampur dengan larutan cuka, garam dan jeruk nipis selama sehari semalam.
Fungsinya untuk menghilangkan zat-zat berbahaya yang masih menempel di filter. Setelah itu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kering. Lalu dicuci kembali menggunakan pewangi untuk menghilangkan bau rokoknya. Jadi puntung rokok yang diolah menjadi kerajinan sudah tidak lagi berbau rokok dan sudah higienis.
Bank Putung
Saat ini, putra kedua pasangan Sardiyoko dan Mela Damayanti itu tidak lagi hanya memungut puntung rokok di jalanan, tetapi dia juga bekerja sama dengan warkop, kafe, rumah makan dan tetangga sekitarnya yang dinamai "Bank Putung".
Lewat Bank Puntung inilah Bhre mengedukasi pemilik warkop, kafe, rumah makan maupun tetangganya untuk tidak lagi membuang puntung rokok sembarangan, namun dikumpulkan dalam wadah yang Bhre taruh.
Dampak dari Bank Puntung ini sekarang sudah ada 25 tempat yang tidak lagi membuang sampah puntung rokoknya sembarangan. Ketika wadah Bank Puntung sudah penuh terisi, pemilik warkop akan menghubungi Bhre untuk diambil.