ANTARAJAWABARAT.com, 2/9 - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (AMTI) Jawa Barat membuka lahan demplot tembakau di Desa Tomo Kabupaten Sumedang.
"Pembukaan demplot ini sebagai salah satu upaya untuk memperoleh hasil tembakau yang berkualitas dengan pendampingan serta penerapan good agronomic practice (GAP)," kata Ketua DPD Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat Suryana di Sumedang, Minggu.
Pembukaa lahan demplot untuk tanaman tembakau itu bertepatan dengan dimulainya panen raya tembakau di kawasan Sumedang dan sekitarnya. Demplot itu juga sebagai pembekalan bagi petani tembakau di Sumedang dalam meningkatkan produktifitas tembakau dengan kandungan residu kimia yang rendah.
Hal itu, kata Sunarya penting karena Sumedang merupakan salah satu dari lima daerah utama penghasil tembakau selain Demak, Temanggung, Malang, dan Pamekasan.
Tembakau Sumedang memiliki ciri khas yaitu tembakau mole yang diyakini memiliki kualitas terbaik jika dibanding dengan sentra tembakau lainnya di Indonesia.
"Saat ini petani tembakau di Sumedang telah mampu memproduksi tembakau mole 2.000 ton per tahun dan dengan adanya demplot ini akan membantu posisi petani ditengah ketidakpastian regulasi," katanya.
Sumedang memiliki empat jenis bako mole yang dibedakan dari jenis warna, diantaranya putih, merah coklat, merah tua. Untuk jenis tembakau putih berada di Ujung Jaya dan Tomo, sementara tembakau merah di daerah Tanjungsari, Pamulihan dan Rancakalong.
Para petani tembakau berharap pemerintah ikut membantu petani tembakau dalam kondisi saat ini yang tidak menguntungkan.
"Selain ada fasilitas pergudangan dan demplot, pemerintah juga harus memperjuangkan tata niaga yang tidak merugikan petani, karena bertani tembakau merupakan salah satu profesi masyarakat yang sangat menguntungkan dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya Sunarya menambahkan.***2***