Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan sembilan dari 32 target pembangunan bendungan di 2022, bakal rampung tahun ini.
"(Dari) 32 bendungan yang direncanakan, sembilan bendungan di antaranya akan selesai dibangun 2022," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko dalam Rapat Dengar dengan Komisi V DPR RI, di Jakarta, Senin.
Ia memaparkan bendungan yang akan selesai tahun 2022 antara lain Bendungan Margatiga (Lampung), Ciawi (Jabar), Sukamahi (Jabar), Sadawarna (Jabar), Semantok (Jatim), Lolak (Sulut), Kuwil Kawangkoan (Sulut), Tamblang (Bali) dan Beringin Sila (NTB).
Sementara itu, 23 bendungan sisanya masih dalam proses pembangunan, yaitu Bendungan Keuruto (Aceh), Rukoh dan bangunan pengarah (Aceh), Lausimame (Sumut), Tiga Dihaji (Sumsel), Karian (Banten), Leuwikeris (Jabar), Cipanas (Jabar) dan Jragung (Jateng).
Kemudian, Bendungan Jlantah (Jateng), Bener (Jateng), Pidekso (Jateng), Bagong (Jatim), Sidan (Bali), Meninting (NTB), Tiu Suntuk (NTB), Temef (NTT), Manikin (NTT), Sepaku Semoi (Kaltim), Bolangu Ulu (Gorontalo), Budong-Budong (Sultra), Ameroro (Sultra), Pamukkulu (Sulsel) dan Way Apu (Maluku).
Jarot mengatakan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga menargetkan untuk merampungkan proyek infrastruktur lainnya di 2022 seperti 47.119 daerah irigasi, 153.333 hektare rehabilitasi jaringan irigasi, 28 embung dan 3,48 m3 per detik ketersediaan air baku.Dalam kesempatan ini, Jarot juga memaparkan realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang telah mencapai 35,09 persen atau sekitar Rp14,9 triliun dari total pagu sebesar Rp42,69 triliun per akhir Juni 2022. Sedangkan realisasi fisik sebesar 38,38 persen.
Selanjutnya, untuk kegiatan Padat Karya tahun 2022, dari total pagu Rp4,81 triliun telah terealisasi sebesar Rp1,93 triliun atau kurang lebih 40,12 persen, dengan jumlah tenaga kerja 164.000 pekerja.
Ciawi dan Sukamahi
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menekankan pentingnya penghijauan di Bendungan Ciawi dan Sukamahi.
Menteri PUPR menekankan pentingnya penghijauan pada dua bendungan kering yang juga dikembangkan sebagai Ecotourism Park atau Taman Ekowisata dengan memanfaatkan kawasan konservasi pada bendungan.
"Manfaatkan tanah yang masih ada di sekitar bendungan untuk konservasi dengan ditanami pohon-pohon buah seperti alpukat, manggis, aren, juga pohon bambu. Menanamnya dilakukan dengan benar, ada tujuannya misal bambu sebagai pagar pembatas tanah," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Pembangunan bendungan nantinya tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk (master plan) pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta, tetapi juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem.Konsep Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu sendiri seperti konservasi alam pada area sabuk hijau atau greenbelt dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono mengatakan, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi ditargetkan rampung pada Agustus 2022.
"Untuk Bendungan Ciawi saat ini progres fisiknya sekitar 83 persen dan Bendungan Sukamahi 85 persen. Saat ini keduanya sedang dalam tahap konstruksi di tubuh bendungan. Untuk di Bendungan Ciawi juga sedang penyelesaian spillway / saluran pelimpah," ujar Bambang.
Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik/detik. Kontrak pembangunannya senilai Rp798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya dan PT. Sacna (KSO).
Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 metern kubik/detik. Pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak 1990-an dan mulai dibangun pada 2017. Kontrak pembangunannya senilai Rp464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya-Basuki KSO.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PUPR: Sembilan dari 32 target bendungan rampung tahun 2022