Dari 16 pasien probable yang telah diperiksa PCR dan metagenomic, kata Syahril, terdeteksi virus dari famili Herpesviridae (CMV, HSV1, HHV-6A, HHV1, EBV). Satu pasien positif Enterovirus, satu pasien positif Adenovirus berdasarkan PCR swab rektal.
"Dari 70 pasien yang dilaporkan, terdapat 40 pasien discarded, umumnya mengalami dengue, sepsis, dan infeksi bakteri," katanya.
Jika dibandingkan dengan situasi global per 26 Mei 2022, kata Syahril, terdapat 650 kasus probable dan 99 pending classification hepatitis akut misterius yang dilaporkan dari 33 negara ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Sebagian besar kasus berasal dari Eropa 58 persen, dengan 34 persen berasal dari Inggris dan Irlandia Utara," ujarnya.
Gejala akut
Sementara itu Guru Besar yang juga merupakan Dokter Spesialis Anak Sub Spesialis Gastro-Hepatologi FKUI–RSCM, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) mengatakan ada fase-fase yang dapat dikenali sebagai gejala penyakit Hepatitis Akut Berat.
"Pada fase awal, penderita merasakan diare, mual-muntah, demam, dan masalah pernapasan. Ketika memasuki fase lanjutan, terjadi perubahan warna kekuningan pada kulit atau mata," kata dr. Hanifah dalam keterangannya, Senin.
Selanjutnya kata dia penderita mengalami buang air kecil pekat atau buang air besar berwarna pucat, juga mengalami kejang. Pada fase terakhir, penderita kehilangan kesadaran.
Kemenkes catat dugaan hepatitis akut misterius di Indonesia 70 kasus
Jumat, 24 Juni 2022 18:57 WIB