Menurut Wakil Wali Kota Bogor sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bogor, Dedie A. Rachim di Kota Bogor, Jumat, persentase penurunan angka kekerdilan pada anak di daerahnya sejalan dengan misi Indonesia Emas tahun 2045 zero kekerdilan.
"Presiden menargetkan tahun 2024 angka stunting nasional 14 persen. Kami ingin merespons, langkah Pemerintah Kota Bogor terhadap nasional, sehingga kami membuat konsepsi untuk bagaimana menurunkan tingkat stunting," jelas Dedie.
Dedie berpandangan, untuk menggapai tujuan menjadi Indonesia Emas 2045, tak hanya bicara soal pembangunan infrastruktur, namun juga indeks pembangunan manusia di setiap daerah.
Hingga saat ini, ada beberapa faktor risiko penyebab terjadi kekerdilan secara nasional maupun di Kota Bogor, kata Dedie, di antaranya pernikahan remaja sebesar 39 persen, anak remaja dengan anemia 3,52 persen, ibu hamil dengan anemia 11,8 persen, dan faktor lainnya termasuk pandemi COVID-19 yang terjadi selama dua tahun ke belakang ini.
Dedie menyampaikan penurunan angka kekerdilan Kota Bogor juga telah disampaikan pada Rapat koordinasi (Rakor) Teknis TPPS se-Provinsi Jawa Barat yang dilangsungkan di Grand Hotel Preanger, Jalan Asia - Afrika, Kota Bandung, Kamis (23/6).
"Competitiveness dari sumber daya manusia Indonesia ini bisa dibangun dengan cara menurunkan tingkat risiko stunting yang ada di seluruh Indonesia," katanya.